Routing information protocol
1.
Pendahuluan
RIP
kepanjangan dari Routing Information protocol. Pada setiap sistem unix secara
default sudah mendukung penggunaan RIP. Aplikasi RIP pada unix bernama routed (
routing daemon ).
2. Cara Kerja
RIP
bekerja dengan nilai metrik. Setiap router yang menjalankan RIP membuat
permintaan untuk update routing dari router atau host lainnya yang berada satu
network dengannya. Router yang mendengar adanya permintaan tadi akan memberikan
tabel routingnya kepada yang meminta. Update tabel routing tadi memuat
informasi alamat tujuan beserta metriknya. Sebagai contoh, untuk melihat tabel
routing pada unix , tinggal ketik perintah :
[radar] # netstat
-nr
Routing tables
Internet:
Destination
Gateway
Flags Refs
Use
Netif
Expire
default
167.205.48.33
UGSc 1
734 ed0
127.0.0.1
127.0.0.1
UH 1
734 lo0
167.205.48.32/27
link#1
UC
0
0 ed0
167.205.48.33
0:80:ad:b7:9c:87 UHLW
2
2 ed0
167.205.48.57
0:80:48:af:d5:e3 UHLW
1 10052 lo0
Routed
secara periodik meminta request update routing. Hasil respon tadi, sebelum
dimasukkan ke dalam kernel table routing ( KRT ) diperiksa
terlebih dahulu. Apabila ada routing untuk ke alamat yang baru , yang belum ada
sebelumnya, maka routing tadi dimasukkan ke dalam KRT. Apabila ternyata tidak
ada yang baru, maka update tadi tidak dimasukkan. Lain halnya jika alamat
yang sudah ada berubah metriknya menjadi lebih kecil. Mengecilnya metrik
membuat jalur rute yang lebih pendek dan oleh karena itu diputuskan untuk
dimasukkan ke dalam KRT.
Router 1
memerlukan 1 hop untuk mencapat router 2 dalam artian router 1 dapat menjangkau
router 2 secara lansung karena berada pada satu network yang sama. Hal
ini juga berlaku untuk router 2 dan 3.
Sedangkan untuk menuju
router 3, router 1 memerlukan 2 hop. Pertama melewati router 2 lalu sampai di
tujuan, router 3. Demikian seterusnya. Jumlah hop ini dapat dianalogikan dengan
metrik.
Selain
mengupdate KRT dengan routing yang baru, routed juga menghapus tabel routing.
Tabel yang dihapus karena dua sebab, yaitu :
·
mempunyai metrik lebih dari 15. metrik yang berharga 16 dianggap
infinity, tidak dapat dijangkau.
·
Tidak mendapatkan update yang semestinya dikirimkan secara periodik.
Secara deafult routed meminta update routing setaip 30 detik. Apabila waktu
tersebut terlampaui, maka alamat yang tadinya ada, namun tidak terupdate, akan
dihapus dari KRT. Seperti pada contoh di atas, apabila router 1 tidak
memberikan respon kepada router 2, maka router 2 akan menghapus subnet 10 dari
alamt tujuan di KRT. Subnet 10 dianggap tidak dapat dijangkau.
3.
Implementasi routed
Untuk menjalankan routed
sederhana saja, tinggal ketik :
# routed
Option yang ada pada
routed, seperti :
-s
memaksa routed untuk
memberikan informasi routing. Routed secara otomatis menjalankan option ini
sewaktu ditemukan adanya 2 network interface atau lebih. Dengan demikian, host
ini menjadi router dengan di enable nya fungsi forwarding pada kernel.
-q
Dengan option ini, host
tidak memberikan informasi routing, melainkan hanya menerima update saja. Host
yang demikian bukanlah sebuah router.
4. Kelemahan RIP
Dalam implementasi RIP
memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah serius pada
Autonomous System yang besar, yaitu :
4.1 Terbatasnya diameter
network
Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa menerima
metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa
menjadi masalah pada network yang besar.
4.2 Konvergensi yang lambat
Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP mempunyai
metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan
subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini
pada kondisi bagus, namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus
dari tabel routing kepunyaan router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara
itu, router 3 belum mengetahui bahwa subnet 3 tidak terjangkau, ia masih
mempunyai tabel routing yang lama yang menyatakan subnet 3 sejauh 2 hop ( yang
melalui router 2 ). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3 memberikan
informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa
dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ).Karena ini adalah routing baru
maka ia akan memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate
routing table dan memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop.
Router 3 menerima dan menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel
routing diupdate lagi dan router 2 meneriman informasi jalan menuju subnet 3
menjadi 5 hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih dari 30. Routing atas
terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.
4.3 Tidak bisa membedakan network
masking lebih dari /24
RIP membaca ip address berdasarkan kepada kelas A, B dan C.
Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai masking 24 bit. Dan masking ini
masih bisa diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan seterusnya. RIP tidak
dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar, mengingat
masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi
pada RIPv2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar